"Awaludini Ma'rifatullah"
Ayat-ayat kauniyyat bukti kehebatan Allah
Soalan
APAKAH yang dimaksudkan sebagai awal agama mengenal Allah? Bagaimana dapat saya mengenal Allah SWT dengan lebih dekat lagi?
Jawapan
Soalan yang jarang orang berterus terang mengenainya. Saya yakin krisis tidak mengenal Allah SWT adalah suatu yang telah melarat setengah kita. Ramai yang mendakwa hidup dia bertuhankan Allah SWT, tapi bila tanya kenalkah dia kepada Allah, pasti akan membisu bukti tiada apa untuk dijelaskan. Sekali gus memperlihatkan kebanyakan kita hanya pandai menyebut beriman kepada Allah, percaya dan yakin kepada Allah dan sebagainya tapi hasilnya tidak begitu.
Lalu, manusia masih tercari-cari kaedah untuk mengenal Allah SWT. Maka pelbagai buku berkaitan dengan akidah dibaca, kuliah-kuliah mengenai akidah juga dihadiri, namun iman dan kepercayaan serta keakraban dengan Allah masih di takuk lama. Puncanya, kita membaca buku tauhid atau akidah tapi kita tidak menggunakannya sebagai wasilah untuk mengenal Allah SWT. Contohnya, dalam buku-buku akidah disebut bahawa wujudnya alam ini adalah bukti wujudnya pencipta.
Apa yang pasti ialah selain Allah SWT adalah alam. Manusia adalah termasuk dalam alam, bukit gunung, hujan, sungai laut, bintang-bintang serta serangga serta yang selainnya yang bergelar makhluk adalah termasuk dalam alam. Alam ini sangat hampir dengan manusia, sering manusia menggunakannya bagi memenuhi keperluan hidup, tetapi malangnya jarang sekali manusia berfikir akan kurniaan tersebut.
Soalan, berapa ramai di antara kita yang apabila melihat titisan air hujan yang membasahi bumi dapat merasakan kehebatan Allah yang menurunkan hujan dari langit. Hasilnya, sebagai seorang yang waras bukan air hujan yang dilihat malahan kekuasaan dan kehebatan Allah SWT dirasainya. Firman Allah SWT yang bermaksud: (Setelah jelas kesesatan syirik itu) maka hadapkanlah dirimu (engkau dan pengikut-pengikutmu, wahai Muhammad) ke arah ugama yang jauh dari kesesatan; (turutlah terus) ugama Allah, iaitu ugama yang Allah menciptakan manusia (dengan keadaan bersedia dari semulajadinya) untuk menerimanya; tidaklah patut ada sebarang perubahan pada ciptaan Allah itu; itulah ugama yang betul lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (al-Rum: 30)
Dalam ayat ini Allah SWT mengulangi kalimah fitrah sebanyak dua kali dengan membawa maksud agama yang suci dan manusia dijadikan dengan satu naluri dan keinginan yang cenderung kepada agama yang benar. Ringkasnya, naluri manusia perlu dijodohkan dengan mengenal Allah SWT bagi memenuhi keinginan fitrah bagi mengelak berlakunya kesesatan.
Ketika belajar di Jordan saya pernah menghadapi persoalan mengenal Allah lalu saya ajukan kepada pensyarah yang mengajar subjek akidah, iaitu Profesor Dr. Abdul Rahman Qahtan al-Duriy, pengarang kitab Usuluddin Islamiy yang dijadikan silibus pada ketika itu. Saya tanya: "Sudah berapa kitab akidah saya baca dan pelajari tapi masih gagal mengenal Allah SWT, kenapa Dr.?"
Beliau menjawab: "Apa kamu belajar dan saya ajar adalah kaedah bagi membolehkan kamu sampai kepada pemahaman akidah yang betul. Jika kamu ingin mengenal Allah SWT bacalah al-Quran terutamanya ayat-ayat kauniyyat (kejadian alam) pasti kamu akan merasakan kehebatan Allah, sekali gus membawa kamu mengenal Allah SWT dengan lebih dekat lagi."
Mulai hari itu saya berusaha membaca dan memahami ayat-ayat kauniyyat, hasilnya rebah saya di hadapan kehebatan dan keakraban Allah dengan hamba-hamba-Nya. Di situ jugalah saya mula merasakan kemanisan iman. Pesan yang sama ingin saya sarankan kepada saudara, bacalah al-Quran perhatikan kehebatan Allah SWT, lihat bagaimana Allah SWT mengajak manusia berfikir, supaya akal yang waras digunakan bagi mengenal Allah SWT. Akhirnya barulah kita sedar bahawa Allah SWT tidak jauh daripada kita cuma kita yang menjauhkan diri daripada-Nya.
Contoh yang lain, firman Allah SWT yang bermaksud: Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi dan pada pertukaran malam dan siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan, dan keluasan rahmat Allah) bagi golongan yang berakal. (Ali Imran: 190)
Dalam ayat ini Allah SWT mahukan setiap orang yang berakal berfikir dengan menggunakan pancaindera yang paling berharga iaitu otaknya bagi mencapai natijah yang waras, bukan lagi jawapan yang tidak berasas. Bumi menjadi tempat kita berpijak, manakala langit dijunjung, siang dan malam silih berganti bagi perhitungan masa, hari, bulan dan tahun, bukan sekadar itu wahai manusia hendaknya harus berfikir dengan teliti. Bila manusia mendongak ke langit dilihat bulan dan bintang, bila melihat bumi melihat, gunung ganang dan pokok kayu, sungai dan lautan serta bermacam-macam lagi semua ini membahasakan kepada manusia akan ciptaan Allah SWT yang tiada perkongsian dengan-Nya.
Kesimpulannya, fitrah manusia pasti menyedari adanya tuhan yang satu yang mengatur dan mentadbir akan alam semesta ini, ditambah pula dengan adanya al-Quran, hadis-hadis Rasulullah SAW dan penjelasan para ulama mengenai mengenal dan menghampirkan diri kepada Allah SWT.
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
"Awaludini Ma'rifatullah"
Bermula awal agama mengenal Allah
Dengan apa Allah dikenal?
Dengan tiga perkara
mana yang tiga perkara itu?
Pertama tahu akan "TUBUH"
Kedua tahu akan "HATI"
Ketiga tahu akan "NYAWA"
Ada berapa pembagian tubuh?
Tubuh dibagi tiga
Yang mana yang tiga itu?
Pertama tubuh yang kasar
Kedua tubuh yang halus
Ketiga tubuh yang bathin
Maksud tubuh kepada hati
Maksud hati kepada nyawa
Maksud nyawa kepada Allah
Kalau iya memang benar kita orang yang menyembah Allah.
Berapa buah jalan manuju kahadirat Allah?
Adapun jalan menuju kehadirat Allah itu empat jalannya
Manakah yang empat itu?
Yaitu : yang partama jalan SYARIAT
yang kedua jalan TARIKAT
yang ketiga jalan HAKIKAT
yang keempat jalan MAKRIFAT
SYARIAT: pegang syariat tubuh yang kasar.
TARIKAT: pegang tarikat tubuh yang halus.
HAKIKAT: pegang hakikat tubuh yang batin.
MAKRIFAT: pegang makrifat Tuhan Allah yang punya pegang.
SYARIAT:jatuh kepada kita,jadi apa dia bagi kita?
"JADI TUBUH".
TARIKAT:jatuh kepada kita,jadi apa dia bagi kita?
"JADI HATI".
HAKIKAT:jatuh kepada kita,jadi apa dia bagi kita?
"JADI NYAWA".
MAKRIFAT: jatuh kepada kita,jadi apa dia bagi kita?
"JADI RAHASIA".
SYARIAT: pegang syariat tubuh yang kasar.
Apa bunyi zikirnya?
"LAA ILAHA ILLALLAH".
TARIKAT: pegang tarikat tubuh yang halus.
Apa bunyi zikirnya?
"ALLAH ALLAH".
HAKIKAT: pegang hakikat tubuh yang batin
Apa bunyi zikirnya?
"HU… ALLAH".
MAKRIFAT: pegang makrifat Tuhan Allah yang punya pegang.
Apa bunyi zikirnya?
( bunyinya ……….. tiada berhuruf,tiada bersuara,lenyap selenyap-
lenyapnya,karam sekaram-karamnya……….)
SYARIAT:adalah jalan tubuh,
Tahu ketiadaan tubuh kita lahir dan bathin
Zahirnya tubuh batinnya anggota.
TARIKAT:adalah jalan hati,
Tempat bergantung baik dan jahat,lahir dan batin
Zahirnya akal bathinnya pangana/pengenal(=ingat kepada Allah)
HAKIKAT: adalah jalan nyawa
Pencari jalan kepada Allah,lahir dan batin
Zahirnya angin bathinnya Muhammad
MAKRIFAT:adalah jalan rahasia Allah yang punya pegang(urusan Allah) zahir dan bathin
Zahirnya Muhammad batinnya Allah
SYARIAT : kalau mati dimana kuburnya?
"Dapat dibumi yang tak berpijak"
TARIKAT : kalau mati dimana kuburnya?
"Dapat dilangit tak berbintang"
HAKIKAT : kalau mati dimana kuburnya?
"Dapat diangin yang tak berhembus"
MAKRIFAT : kalau mati dimana kuburnya?
"Dapat dilaut yang tak berombak"
MATI SYARIAT : mati TABI’I namanya.
MATI TARIKAT : mati MAKNAWI namanya.
MATI HAKIKAT : mati SURI namanya.
MATI MAKRIFAT :mati HISI namanya.
Bila ikhlas mengamalkan salah satu zikir dalam mata pelajaran Tharikat Naqsyabandiyah
maka Allah akan memberi rasa mati yang empat perkara.
1.Dapat merasakan MATI TABI’I
Yaitu mati panca indra yang lima,seluruh anggota tubuhnya secara lahir dan batin telah membaca Allah Allah dan suara alam ini seolah berzikir dan terdengar membaca kalimat Allah Allah,berzikir dengan sendirinya,hingga yang tinggal hanyalah rasa rindu terhadap Allah.Orang yang telah merasakan mati Tabi’i itulah orang yang telah sampai dengan Rahmat Allah pada maqam tajalli Af’alullah(nyata perbuatan Allah SWT).
2.Dapat merasakan MATI MAKNAWI
Yaitu merasakan dirinya lahir dan batin telah hilang dan seluruh alam ini telah lenyap semuanya,yang ada hanyalah kalimat Allah Allah semata-mata dimanapun ia memandang,kalimat Allah yang ditulis dengan Nur Muhammad.
Orang yang telah merasakan mati maknawi itulah orang yang telah sampai dengan rahmat Allah pada maqam Asma Allah SWT,atau biasa disebut maqam Tajalli Asma(nyata nama Allah SWT),nama dengan yang punya nama tidak terpisahkan sedikitpun.”Dengan nama Allah SWT,yang tidak memberi mudarat/binasa dilangit dan dibumi dan Dia maha mendengar lagi maha mengetahui”.
3.Dapat merasakan MATI SURI
Yaitu didalam perasaan orang itu telah lenyap segala warna-warni,
yang ada hanya Nur semata-mata,yakni Nurullah,Nur Dzatullah,Nur Sifatullah,Nur Asma Allah,Nur Af’alullah,Nur Muhammad,Nur Baginda Rosulullah,Nur Samawi,Nur ‘Ala Nur.
Inilah orang yang telah diberi pelita oleh Allah untuk meluruskan jalannya.
Orang yang telah merasakan mati suri itulah orang yang telah sampai dengan rahmat Allah pada makam Tajalli Sifattullah(Nyata Sifat Allah).
4.Dapat merasakan MATI HISI
Yaitu dalam perasaannya telah lenyap kalimat Allah,dan telah lenyap pula seluruh alam ini secara lahir dan batin,dan telah lenyap pula nur yang tadinya terang benderang,yang ada dan dirasakannya adalah Dzat Allah SWT,bahkan dirinya sendiripun dirasakannya hilang musnah,ia telah dibunuh Allah SWT.dan dialah sebagai gantinya,sebagaimana firman Allah SWT didalam Hadist Qudsi:
“Bahwasanya hamba-Ku,apabila AKU telah kasihi,AKU bunuh ia,lalu apabila telah AKU bunuh,maka AKUlah sebagai gantinya”
Maka langkahnya seolah-olah langkah Allah
Pendengarannya,pendengaran Allah
Penglihatannya,penglihatan Allah
Geraknya,kehendak Allah
Perbuatannya,perbuatan Allah
Orang yang telah mendapat mati hisi,ia akan melihat Allah SWT dalam perasaannya
Surat Al-Baqarah ayat 115 :
“Timur dan barat kepunyaan Allah SWT,kemana kamu menghadap,maka disana ada wajah Allah”
Surat An-Nisa ayat 126 :
“Dialah Allah yang awal,dan Dialah yang zhahir dan Dialah Allah yang batin”
Orang yang telah merasakan mati hisi ,itulah orang yang telah sampai dengan Rahmat Allah SWT pada maqam Tajalli Dzat.
Walllahu a'lam bishawab
SalinPadamNaikTurun
Awaluddin ma`rifatrullah..
maksudnya:permulaan agama(Islam) itu adalah mengenal Allah.
Oleh itu,ilmu usuluddin itu tidak boleh dicuaikan daripada mempelajarinya kerana ia merupakan ilmu untuk kita memperteguhkan keyakinan dan kemantapan aqidah di hati tanpa dicelahi unsur syak,waham,zhan,dan jahil.
sebagai contoh:Rasulullah merupakan orang yang mempunyai kekuatan aqidah yang hebat,oleh itu kita dapat lihat disini,syariat dan akhlak yang dibawa oleh Rasulullah itu juga cantik dan sempurna.
Segala ibadah dan amalan kita merupakan hadiah atau persembahan yang akan kita berikan kepada Allah SWT..dalam konteks awaluddin ma`rifatullah,jika amal jika kita melakukan ibadah kita tanpa kita kenal Allah SWT,maka hadiah yang akan kita berikan itu tidak akan sampai kepadaNya.Ibarat kita ingin memberi surat kepada seorang raja,tetapi kita tidak yang mana satu raja itu,maka surat itu tidak akan sampai kepada raja tersebut.mungkin kita akan berikan kepada pembesar istana yang kita anggapkan sebagai raja
Begitulah juga ibadah kita seperti solat,puasa,zakat,jihad dan sebagainya akan sampai kepada Allah jika kita benar2 mengenali Allah dengan sungguh2.
Mengenali Allah ini amat penting kerana jika tidak mengenali Allah,bimbang dan takut segala amal kita tidak sampai kepada Allah...Malah segala ibadah kita hanya ditipu oleh Syaitan yang akan sentiasa menyesatkan kita.
Alhasilnya,apabila semua orang mengenali Allah dengan sebenarnya,Aqidah umat islam teguh,maka akan lahir sebuah negara yang aman makmur yang menjalankan hukum Allah di atas muka bumi ini,masyarakat islam yang berakhlak mulia, maka negara itu akan mendapat keamapunan Allah kerana membina sebuah daulah islam yang menjalankan segala aspek adalah berkaitan dengan islam samada dari segi perundangannya,politiknya,ekonomi dan budaya islam.Justeru lahirlah negara yang disebut sebagai,BALDATUN TOYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR....iNSYAALLAH.....